III.. PERENCANAAN STRATEGI
Perencanaan strategis adalah
proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan,
serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal
dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis
bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social,
Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic,
Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic
Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi
saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana
strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi
saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner ,
2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh
organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan
perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada
proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah
senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara
tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan
manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli
(e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange
(1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup
serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila
strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah
kegagalan
JENIS-JENIS PERENCANAAN
Ada dua tipe dasar perencanaan
dasar yaitu (James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994) :
1. Perencanan
strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah
untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
2. Perencanaan
operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis
akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
Dalam memperkenalkan konsep
tentang perencanaan, John S. Westren menyebutkan beberapa perencanaan yang
mempunyai dimensi strategis menyangkut koneksitas objek tersebut dengan objek
yang lain, yaitu :
a. Perencanaan Tata Guna Lahan ( Perencanaan Land – Use )
Istilah Land – Use (Tata Guna Lahan) pertama kali berasal dari
Inggris oleh Ebenezer Howard dengan kota pergerakan yaitu pertanian (kebun) .
Perencanaan Tata Guna Lahan mempunyai tiga ciri utama yaitu area pekerjaan ,
area pemanfaatan dan area hubungan masyarakat. Tetapi telah terdapat modifikasi
dan sudut pandang yang berbeda yaitu : pengaturan penggunaan tanah adalah dasar
dari semua , selain itu berasal dari paham yang menganut marxisme sebagai dasar
yang menghubungkan suatu argumentasi
b.Perencanaan Transportasi
Perencanaan Transportasi lekat hubungannya dengan perencanaan
tata guna lahan. Istilah perencanaan transportasi berasal dari Amerika.
Perencanaan transportasi muncul ketika kota besar di negara tersebut mengalami
permasalahan yang buntu yaitu ketika masalah transportasi diperhadapkan dengan
pembebasan tanah. Tetapi menurut (1966) hal tersebut dapat menyelsaikan
permasalahan dengan adanya ketetapan fasilitas yang mampu mengakomodasi suatu
perjalanan ke masa depan dan diharapkan dapat memelihara dan memberi harapan
dalam pengembangan kota besar tersebut. Tujuan perencanaan transportasi yang
utama adalah untuk menentukan penempatan jalan untuk kendaraan cepat dan
revitalisasi pemindahan sebagai bagian dari suatu strategi transportasi yang
menyeluruh dan dapat melayani kota besar dan bagian pinggiran kota.
c. Perencanaan Sosial
Sejumlah pelopor dari sosiologi Amerika ikut dilibatkan dalam
tindakan untuk menyelesaikan issu sosial di negara tersebut terutama dalam
pergerakan perubahan sebagai rencana pembangunan kota, rekreasi publik , dan
kesehatan masyarakat.Tetapi setelah pergerakan perubahan terjadi posisi sarjana
sosialogi digantikan oleh para profesional (Insinyur). Perencanaan sosial dari
suatu tinjauan ulang memiliki pengertian sebagai berikut menurut Mayer (1972)
bahwa salah satu dari tiga tema dasar memberikan pendapat yang paling
konseptual. Yang pertama mempunyai kaitan dengan ketentuan efisiensi tentang
jasa terorganisir ke individu untuk membantu mereka memberdayakan efisiensi
dalam lingkungan atau hambatan terhadap kemajuan dalam sistem ini. Yang kedua
bertalian dengan pengintegrasian dari semua program dan merancang mengembangkan
kehidupan kota besar dengan pertimbangan menyangkut peningkatan kesejahteraan
penduduk , dan yang ketiga adalah menggunakan tekanan dan pengendalian terhadap
distribusi sumberdaya.
d. Perencanaan Ekonomi
Mitchell (1966) menegaskan bahwa obyek dari perencanaan
ekonomi adalah menggunakan sumberdaya bangsa dengan sebaik mungkin. Istilah
dari perencanaan ekonomi telah digunakan pertama kali di Uni Soviet tahun 1928.
Tidak lama setelah perang dunia perencanaan ekonomi sudah dianut oleh negara –
negara lain karena prinsip dasarnya sangat luas dan mudah. Hal-hal yang perlu
diutamakan dari semua perencanaan ekonomi adalah suatu pernyataan dalam istilah
yang kuantitatif dari suatu pemerintahan yang tertarik tentang ukuran dan
karakter dari sejumlah bagian yang menyangkut output ekonomi dari suatu negeri
dan sumberdaya yang diharapkan dapat digunakan dalam produksi.
Lima tahap dalam metode perencanaan partisipatif :
1. Pengumpulan, analisis dan interpretasi data.
Prisnsip-prinsip pengumpulan data :
- Pengumpulan data dilakukan oleh anggota masyarakat
- Data minimal harus menjadi prinsip
- Data yang dikumpulkan harus disesuaikan dengan kegiatan yang direncanakan
- Peralatan pengumpulan data, format data, bentuk-bentuk survey harus sesesderhana mungkin agar mudah dipahami dan dapat ditabulasi sendiri oleh anggota masyarakat
- Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara sukarela (mobilisasi, pelatihan, perencanan dan manajemen)
2. Identifikasi masalah dan kebutuhan, harus diperhatikan :
- Kebutuhan masyarakat dengan memberikan prioritas kepada kebutuhan kelompok yang lebih dominant (banyak)
- Kepentingan masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah dan kesediaannya untuk menyediakan sumberdaya.
- Tahapan (urutan) penyelesaian masalah harus didasarkan kepada jumlah dan besarnya masalah yang dihadapi
- Keterkaitan dengan masalah yang satu dengan yang lain karena mungkin masalah yang satu dipengaruhi atau disebabkan oleh masalah lainnya.
3. Analisis Kesulitan dan Hambatan
Strategi Pembatasan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
hambatan-hambatan ang dihadapi, karena strategi ini dapat memformulasikan
kecenderungan-kecenderungan social, ekonomi dan kondisi geografis serta
ketersedian sumberdaya.
Beberapa hal penting dari suatu strategi adalah :
- Menetapkan tanggung jawab untuk tugas tertentu dan menentukan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Jika kualifikasi tenaga yang dibutuhkan tidak tersedia mak dibentuk pelatihan seseuai dengan kebutuhan. Memperhatikan kebutuhan tekhnis.
- Paket pelayanan yuang dibutuhkan untuk setiap jenis input.
- Melengkapi struktr organisasi dan keterkaitan dengan instansi pemerintah untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
- Rencana pelaksanaan yang detail dari setiap aktivitas.
- Menetapkan jumlah dana yang dibutuhkan, sumber-sumber pendanaan (pemerintah, masyarakat, dsb).
- Mendisain system monitoring yang partisipatif.
- Penyusunan kerangka perencanaan pembangunan.
4.Penetapan Tujuan :
- Tujuan ditetapkan berdasarkan hasil kajian tentang masalah yang dihadapi oleh daerah yang bersangkutan.
- Keterkaitan antara tujuan yang berbeda.
- Tujuan yang ditetapkan dapat diterima oleh senua komponen masyarakat.
- Kelayakan pencapaian tujuan diuji berdasarkan ketersediaan input (tenaga, bahan baku, pembiayaan dari pemerintah, masyarakat, swasta)
- Jangka waktu pencapaian tujuan harus jelas.
- Lokasinya spesifik
- Menetapkan kelompok sasaran.
5. Kerangka kelembagaan yang dibutuhkan
Sejumlah kelompok silibatkan dalam masyarakat (kolaborasi) :
- Kelembagaan penduduk local
- Pemerintah
- L S M
- Swasta
- Lembaga Internasional
Menurut Pian Wiroatmodjo dalam kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan berdasarkan usulan/aspirasi dari masyarakat, (keterpaduan bottom
up – top down planning) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Musyawarah pembangunan tingkat desa/kelurahan (Musbangdes).
2. Temu Karya Pembangunan Tingkat Kecamatan.
3. Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) tingkat
Kabupaten/Kota.
4. Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) tingkat Propinsi.
5. Konsultasi Regional Pembangunan (Konregbang) sebagai forum
kebersamaan antar propinsi pada wilayah regional yang bersangkutan.
6. Konsultasi Nasional Pembangunan (Konasbang) sebagai forum
perencanaan pembangunan di Pusat menjelang penyusunan RAPBN.
Dari perencanaan yang baik
tersebut diharapkan dapat tersaring kebutuhan masyarakat yang mana yang
benar-benar mendapatkan prioritas pemecahan utama dan mana yang mendapatkan
prioritas berikutnya, sehingga dari perencanaan inilah diharapkan partisipasi
masyarakat muncul dan pemberdayaan sumber daya manusia yang optimal. Pada
akhirnya akan mewujudkan suatu kondisi masyarakat yang madani (Civil Society)
seperti yang dicita-citakan oleh pemerintahan sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar